KEBUMEN - Bati Tuud Koramil 09/Kutowinangun Pelda Agus Wijayanto memberikan pembekalan tentang wawasan kebangsaan kepada sejumlah siswa SD Muhammadiyah Kutowinangun, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Rabu, (04/1/2023).
Pelda Agus dalam kegiatan wawasan kebangsaannya mengusung tema “Stop Bullying” yang berlangsung tertib itu selain dihadiri Bati Tuud Koramil 09/Kutowinangun Pelda Agus Wijayanto hadir juga Guru SD Muhammadiyah Kutowinangun Ibu Fina, seluruh Staf dan Karyawan SD Muhammadiyah Kutowinangun dan seluruh Siswa dan Siswi SD Muhammadiyah Kutowinangun.
Baca juga:
Hymne Madrasah: Lirik dan Lagu
|
Dalam amanatnya Bati Tuud Koramil 09/Kutowinangun Pelda Agus Wijayanto mengatakan, ” pada kesempatan ini saya akan sampaikan beberapa hal terkait maraknya Perundungan/Bullying yang dilakukan di sekolah-sekolah. Secara umum hal ini akan berpengaruh terhadap prestasi sekolah itu sendiri dan khususnya korban akan mengalami tekanan mental atau trauma berkepanjangan.
Bullying dari kata Bully, yaitu suatu pengertian adanya “ANCAMAN” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari sipelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya berupa stress. Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis. Hal ini berakibat sikorban Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpanya. Ada juga perasaan malu dan kecewa pada diri sendiri karena “membiarkan” kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa “menyelesaikan” hal tersebut, termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut atau bahkan disalahkan.
Bullying awalnya didasari saling olok mengolok, bercanda. Tetapi lama kelamaan menjadi frontal bahkan sudah mulai rasis dan mengandung SARA, Akhirnya menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan tak terduga seperti penindasan, pengeroyokan, pemukulan dan hal-hal yang merusak psikis atau mental seseorang. Yang akhirnya korban bullying menjadi Depresi, Minder, Penyendiri, Merosotnya prestasi akademik, Merasa terisolasi dalam pergaulan; dan bahkan mencoba untuk bunuh diri.
Semoga di sekolah ini tidak ada kasus Bullying yang berujung kejalur hukum dan memalukan nama Sekolah kita, Stop Bullying !!! Kejar Prestasi bukan Sensasi.” Melihat besarnya dampak dari bullying kita sebagai guru maupun orang tua harusnya senantiasa mengawasi dan memantau anak-anak kita dan kegiatannya baik di dunia nyata maupun dunia maya. Agar anak kita bisa lebih terarah dalam memilih keputusan mana yang baik dan mana yang akan berdampak buruk bagi masa depannya kelak.
Tindakan Bullying bisa terjadi dimana saja, terutama tempat-tempat yang tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa lainnya. Pelaku akan memanfaatkan tempat yang sepi untuk menunjukkan “kekuasaannya” atas anak lain, agar tujuannya tercapai. Sebagai orang tua, kita wajib waspada akan adanya perilaku bullying pada anak, baik anak sebagai korban atau sebagai pelaku.
Pengedalian diri harus selaras dengan tata tertib sekolah. Tata tertib adalah aturan, segalanya perlu aturan untuk membuat sesuatu berjalan dengan baik dan lancar. Karena itulah dibutuhkan tata tertib untuk mengatur semuanya agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan lulusan yang memuaskan.
Ada beberapa nilai positif yang mungkin banyak diantara kalian yang belum mengetahuinya. Diantaranya ialah, kalian akan membuat bangga orang tua dan guru, waktu kalian jadi lebih efektif dan kalian jadi lebih dihargai.
Tata tertib juga akan menuntun kita kepada semangat untuk membawa nama baik sekolah untuk lebih BERPRESTASI. Kalian adalah tunas-tunas harapan bangsa, sama dengan harapan dimasa lalu, saat Sumpah Pemuda dikumandangkan. Gelora dan semangat kaum muda juga tidak luput dituntut di masa sekarang. Mungkin dalam bentuknya yang lain. Bisa berupa semangat belajar, berlatih, berkarya meraih suatu prestasi dan aktif diorganisasi ekstrakurikuler, dsb.
Mulailah untuk memikirkan kemandirian dan lebih selektif dalam memilih lingkungan serta teman bergaul, hindari kenakalan, kemerosotan mental dan kemerosotan moral serta kurang penerapan etika pergaulan yang begitu mengkhawatirkan. Kendalikan diri, Jaga hati untuk tidak terjebak kepada hal-hal yang bersifat negative, hindari pemicu timbulnya permusuhan, manfaatkan diri berbuat yang positif, kembangkan diri untuk menjemput keberhasilan dimasa depan.
Pada kesempatan ini, saya juga menyoroti pesatnya arus informasi, kita seakan dimanjakan oleh teknologi yang semakin canggih. Kita semakin mendapat kemudahan dalam menjalankan hari-hari kita, namun justru kemudahan itulah yang kadang membawa dampak buruk bagi kita. Kita telah terpengaruh oleh perkembangan teknologi, dari mulai handphone, komputer dan internet yang sangat menjamur dikehidupan masyarakat sekitar kita, termasuk para siswa sekolah disetiap strata.
Internet sendiri misalnya, teknologi ini sekarang semakin mudah diakses oleh siapapun, jika kita mau berfikir lebih luas dan terbuka, sebenarnya ada berjuta manfaat yang bisa kita peroleh dari internet. Sebagai contoh kita bisa mendapatkan informasi dan bahkan telah banyak orang kaya melalui internet.
Namun sayangnya masih banyak pihak yang menyalahgunakan teknologi ini dengan semakin maraknya pornografi, penipuan dan pembajakan. Internet juga menjadi gerbang utama masuknya budaya-budaya asing yang kurang sesuai dengan budaya negeri kita. Bisa kita lihat dari generasi muda kita yang sudah semakin teracuni oleh budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan budaya Indonesia sebagai negeri timur yang sangat menjunjung ADAB KESOPANAN. Kita harus memiliki filter agar pesatnya arus informasi dapat kita kendalikan. Budaya asing sebenarnya tidak semuanya buruk, namun kita harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.” kata Agus.
Baca juga:
Dikenang, Tentara Pendamping Belajar Daring
|
Redaksi: Pendim 0709/Kebumen